Rabu, 30 Maret 2011

William A. Ward pernah berkata, "Ada empat langkah mencapai sukses, yakni perencanaan yang tepat, persiapan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah menyerah." Gunakan falsafah Ward ini agar sukses.

Perinciannya sebagai berikut :

· Ikuti perkembangan jaman, Bergabunglah dalam organisasi yang berkaitan dengan bisnis Anda. Banyak membaca dan gali informasi sebanyak mungkin. Internet akan banyak membantu Anda.

· Buat rencana keuangan
Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap harinya. Buat target jangka pendek dan jangka panjang. Jangan pernah menyerahkan kondisi keuangan pada nasib. Perhitungkan dengan matang.

· Perkirakan aliran uang tunai
Anda harus bisa memperkirakan aliran uang tunai, paling tidak tiga bulan ke depan. Jangan membuat anggarkan pengeluaran yang lebih besar dari itu.

· Bentuk dewan penasehat atau cari tenaga ahli, untuk memberi ide, saran atau kritik terhadap Anda dan produk yang ditawarkan
Mereka bisa berupa teman-teman atau anggota keluarga yang dipercaya.

· Jaga keseimbangan antara kerja, santai, dan keluarga
Tak perlu ngoyo, karena sesuatu yang dikerjakan dengan ngoyo, hasilnya tak akan maksimal. Lagi pula, badan dan otak butuh istirahat.

· Kembangkan jaringan (network), Tak ada salahnya berkenalan dan bergaul dengan orang-orang yang berhubungan atau bisa mendukung bisnis Anda. Siapa tahu ada ide yang bisa digali.

· Disiplin/motivasi
Aspek terberat dalam menjalankan usaha sendiri adalah disiplin atau motivasi untuk bekerja secara teratur. Untuk mengatasinya, buatlah daftar apa saja yang harus dikerjakan hari ini dan esok. Tentukan target yang harus dicapai dalam minggu ini.

· Selalu waspada dan siap
Rajin-rajin melakukan evaluasi terhadap pasar, produk dan sistem
pemasaran. Kalau perlu, ubah cara kerja agar lebih efisien. Perbaiki cara pemasaran atau kualitas produk.

· Cintai pekerjaan Anda
Bagaimana akan sukses, jika Anda tak punya “sense of belongin” pada pekerjaan dan produk yang dihasilkan. Cintai pekerjaan dan produksi sendiri, dan uang akan mengikuti Anda.

· Jangan mudah menyerah
Para pengusaha sukses pun pernah mengalami kegagalan। Jika ingin cepat berhasil, segeralah bangkit dan belajar dari kegagalan. Jangan bersedih terlalu lama, apalagi menyerah.


http://www.gacerindo.com/2008/utama.php?menu=kiatbisnis&ida=60

Kunci Sukses Usaha...

William A. Ward pernah berkata, "Ada empat langkah mencapai sukses, yakni perencanaan yang tepat, persiapan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah menyerah." Gunakan falsafah Ward ini agar sukses.

Perinciannya sebagai berikut :

· Ikuti perkembangan jaman, Bergabunglah dalam organisasi yang berkaitan dengan bisnis Anda. Banyak membaca dan gali informasi sebanyak mungkin. Internet akan banyak membantu Anda.

· Buat rencana keuangan
Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap harinya. Buat target jangka pendek dan jangka panjang. Jangan pernah menyerahkan kondisi keuangan pada nasib. Perhitungkan dengan matang.

· Perkirakan aliran uang tunai
Anda harus bisa memperkirakan aliran uang tunai, paling tidak tiga bulan ke depan. Jangan membuat anggarkan pengeluaran yang lebih besar dari itu.

· Bentuk dewan penasehat atau cari tenaga ahli, untuk memberi ide, saran atau kritik terhadap Anda dan produk yang ditawarkan
Mereka bisa berupa teman-teman atau anggota keluarga yang dipercaya.

· Jaga keseimbangan antara kerja, santai, dan keluarga
Tak perlu ngoyo, karena sesuatu yang dikerjakan dengan ngoyo, hasilnya tak akan maksimal. Lagi pula, badan dan otak butuh istirahat.

· Kembangkan jaringan (network), Tak ada salahnya berkenalan dan bergaul dengan orang-orang yang berhubungan atau bisa mendukung bisnis Anda. Siapa tahu ada ide yang bisa digali.

· Disiplin/motivasi
Aspek terberat dalam menjalankan usaha sendiri adalah disiplin atau motivasi untuk bekerja secara teratur. Untuk mengatasinya, buatlah daftar apa saja yang harus dikerjakan hari ini dan esok. Tentukan target yang harus dicapai dalam minggu ini.

· Selalu waspada dan siap
Rajin-rajin melakukan evaluasi terhadap pasar, produk dan sistem
pemasaran. Kalau perlu, ubah cara kerja agar lebih efisien. Perbaiki cara pemasaran atau kualitas produk.

· Cintai pekerjaan Anda
Bagaimana akan sukses, jika Anda tak punya “sense of belongin” pada pekerjaan dan produk yang dihasilkan. Cintai pekerjaan dan produksi sendiri, dan uang akan mengikuti Anda.

· Jangan mudah menyerah
Para pengusaha sukses pun pernah mengalami kegagalan. Jika ingin cepat berhasil, segeralah bangkit dan belajar dari kegagalan. Jangan bersedih terlalu lama, apalagi menyerah.

WIRAUSAHAWAN SEJATI TAK PERNAH MATI..!

Di bawah ini adalah kisah wirausahawan Indonesia angkatan abad lalu,
Abdul Ghany Aziz, yang kaya akan nilai-nilai keteladanan serta sangat
memberikan inspirasi yang tak terukur harganya, terutama bagi kita
yang ingin menelusuri apa dan bagaimana sesungguhnya dunia
kewirausahaan itu.

ABDUL GHANY AZIZ # Firma Kiagoos dan PT Masayu

Tokoh ini dilahirkan pada tanggal 28 November 1893. Keturunan
Sumatera Selatan (Palembang) tapi dilahirkan di Betawi atau Jakarta.
Dalam bidang kewirausahaan, Abdul Ghany termasuk beruntung karena ia
mempunyai tokoh panutan, yaitu ayahnya sendiri. Sang ayah, Kiagoos
Abdul Aziz, adalah seorang pedagang besar yang bergerak dalam jual
beli hasil-hasil pertanian. Oleh karenanya, tidak mengherankan bila
naluri dagang Abdul Ghany begitu dominan. Meski pendidikannya hanya
sebatas Sekolah Dasar (HIS = Hollands Inlandsche School) yang tidak
tamat pula, kehidupannya justru sangat sukses melalui dunia usaha.

Karirnya dimulai sejak kecil, sekitar usia 11 tahun ia telah mulai
membantu sang ayah, pemilik perusahaan Firma Kiagoos Abdul Aziz &
Co. Di sini Abdul Ghany dididik sangat keras dalam praktik
berusaha. Meski bekerja dengan ayah sendiri, ia harus memulai
segalanya dari bawah. Mula-mula sebagai penjaga gudang, untuk
meningkat sedikit demi sedikit, sebelum mendapat lampu hijau dari
sang ayah untuk membangun dan mengelola usahanya sendiri.

Sayangnya, jalan hidup Abdul Ghany memang berada pada tahun-tahun
yang keras. Tahun 1914 sampai 1918 meletus Perang Dunia I.
Pengaruhnya cukup dahsyat atas kondisi perekonomian dunia, termasuk
di Indonesia. Daya beli masyarakat anjlok, sedang barang dagangan
menjadi langka. Sekitar tahun 1922, Abdul Ghany mengelola cabang
Firma Kiagoos di Palembang. Namun karena dampak perang terus menerus
menyebabkan kesulitan ekonomi, akhirnya perusahaan ini tutup karena
bangkrut. Dan Ghany pun memutuskan untuk hijrah ke Singapura,
mencari peluang baru.

Ia menghabiskan waktu sekitar 2 - 3 tahun di negeri Singa untuk
bekerja sebagai pembantu di sebuah rumah makan, sambil juga berusaha
dengan jalan menjadi pedagang perantara valuta asing (dolar) bagi
para pedagang Indonesia yang datang ke sana. Saat terjadinya
pemberontakan komunis di Indonesia tahun 1927, ia pulang ke tanah
air, dan kembali mencoba berbisnis dalam bidang hasil pertanian di
Sumatera Selatan, yang antara lain meliputi kopi, rotan dan karet.

Ghany sangat idealis dan pemberani. Ia tidak takut untuk bersaing
dengan pedagang-pedagang non-pribumi yang menguasai jaringan
perdagangan di bidang itu. Untuk memenangkan persaingan, tidak
tanggung-tanggung ia membayar lebih dahulu harga hasil bumi yang
masih dalam masa tanam, kepada para petani. Ia tidak mau kehilangan
kesempatan untuk memenuhi permintaan para kliennya, para eksportir.

Namun apa mau dikata. Musim hujan yang berkepanjangan menghancurkan
segalanya, mulai dari persawahan petani yang tidak bisa lagi di
panen, sampai harapan Ghany yang melihat dengan sayu betapa para
petani itu tidak mampu memenuhi kewajiban untuk memasok hasil
pertanian yang telah ia bayar di muka. Maka, lagi-lagi bangkrutlah
ia.

Demikianlah perjuangan tokoh wirausaha ini berlanjut terus di bawah
tekanan penderitaan bertubi-tubi. Ia konsisten dengan pendiriannya
untuk selalu berada di jalur wirausaha, meski kenyataan pahit selalu
membayangi. Tekanan datang dari pemerintah Belanda, yang antara lain
telah memberlakukan peraturan pajak diskriminatif, di mana para
pengusaha pribumi harus membayar jauh lebih besar dibanding kewajiban
yang dikenai pada para pengusaha Belanda. Di samping itu, tekanan
juga datang dari persaingannya dengan jaringan usaha kaum pedagang
keturunan, yang dengan perkumpulan- perkumpulannya tidak segan untuk
melancarkan strategi dumping (menjatuhkan harga). Dengan dumping
tersebut, banyak perusahaan-perusaha an pribumi yang harus gulung
tikar, dan kendali harga sepenuhnya dipegang kembali oleh kaum
pedagang keturunan.

Tahun 1939, Ghany beserta dua rekan masing-masing Ayub Rais dan
Dasaad, mendirikan sebuah perusahaan yang dinamakan Malaya Import.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan tekstil, yang diimpor
dari Jepang.

Tahun 1940, satu lagi perusahaannya didirikan, kali ini bernama Firma
Kiagoos Brothers bersama-sama Dasaad. Perusahaan tersebut juga
berkiprah dalam penjualan tekstil. Sebuah pabrik tekstil milik
Belanda yang dibeli di Bangil, menjadi tumpuan harapan mereka untuk
meraih sukses.

Akan tetapi, baru saja perusahaan ini mau tinggal landas, tentara
pendudukan Jepang datang, dan merampas habis semua komoditas yang
mereka miliki. Dan sekali lagi, buyarlah harapan Ghany untuk dapat
mencapai cita-citanya yang tinggi di dunia usaha. Meski begitu,
Ghany tidak pernah berputus asa. Dengan sisa-sisa sumber daya yang
masih dimiliki, ia melanjutkan usahanya dengan berdagang produk-
produk pertanian seperti kopi dan teh. Di tahun 1943, ia bahkan
masih bisa mendirikan sebuah badan usaha lagi, yang diberi nama
Masayu Trading Company. Nama Masayu berasal dari nama isterinya,
Masayu Zaleha.

Masayu Trading Coy berkantor di Bandung, tepatnya di Jalan Tamblong.
Pada awalnya perusahaan ini menunjukkan perkembangan yang sangat
baik, sehingga kantornya selalu diliputi oleh kesibukan setiap hari.

Sementara itu, setelah Jepang menyerah kepada pihak Sekutu, timbul
gerakan-gerakan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai putra
bangsa, biar bagaimana, Ghany mendukung perjuangan kaum pemuda dalam
usaha merebut kemerdekaan. Oleh karena itu, di kantornya yang luas,
ia menampung kegiatan-kegiatan Kantor Berita "Antara" yang berfungsi
sebagai corong perjuangan, serta mengakomodasikan pula kegiatan-
kegiatan kaum pemuda untuk siap berperang melawan tentara Belanda
yang membonceng tentara Sekutu. Pada akhirnya, kegiatan ini tercium
oleh tentara Inggeris, sehingga dalam suatu penggerebekan yang
dilakukan tentara Gurkha, kantor Masayu Trading Coy rusak berantakan,
semua komoditas pertaniannya juga habis hancur luluh atau dirampas.
Kejadian yang merupakan bagian dari peristiwa Bandung Lautan Api itu,
menyebabkan Ghany bangkrut sekali lagi.

Setelah itu, sehubungan dengan situasi negeri yang memanas dan tidak
menentu akibat meletusnys perang kemerdekaan, Ghany mau tidak mau
juga ikut terdampar ke sana ke mari. Mula-mula ia mengungsi ke
Tasikmalaya. Di kota ini, naluri bisnisnya membuat ia menjalankan
usaha di bidang kerajinan tangan khas daerah Jawa Barat seperti
payung geulis, anyaman bambu dan lain-lain.

Pengungsiannya berlanjut ke kota Yogyakarta, karena situasi perang
yang semakin gawat. Di kota gudeg, lagi-lagi ia menjalankan bisnis,
kali ini dalam bidang penjualan arang. Yang menarik adalah, usahanya
pada waktu itu, sama sekali tidak bermodalkan uang. Uang menjadi
langka pada masa perang. Oleh sebab itu, modalnya hanyalah
kepercayaan. Ia mengambil arang dari kota Purworejo, untuk kemudian
diangkut dengan kereta api ke Yogya, dan dijual di sana. Baru
setelah laku, ia bayar hutangnya kepada pemilik barang.

Meski berjalan cukup baik, namun pendapatannya di bidang bisnis arang
tersebut tidaklah terlalu menggembirakan. Maka pada tahun 1949,
Ghany kembali ke Jakarta. Dengan hanya bermodal dengkul, ia putuskan
untuk memulai lagi bisnisnya sama sekali dari nol. Ia tidak punya
uang. Oleh sebab itu, ia mengandal pada kepercayaan orang lain serta
semangat kewirausahaan yang pantang mundur. Ditemuinya beberapa
pemilik produk tekstil serta barang-barang kelontong lainnya di
daerah Jakarta Kota, dan ia tawarkan sebuah program kerja sama
penjualan atas barang-barang dagangan tersebut.

Para pemilik produk yang terdiri dari orang-orang keturunan India dan
Tionghoa itu merasa terkesan dengan sikap Ghany yang jujur dan penuh
semangat, sehingga mereka setuju dengan program kerja sama yang
ditawarkan Ghany. Maka singkatnya. jadilah Ghany juru pemasar barang-
barang dagangan milik para taukeh di Jakarta. Dari kerja sama
perdagangan ini, Ghany mulai mendapat sukses, dan perlahan-lahan ia
bisa mengumpulkan sejumlah uang.

Atas anjuran seorang rekan, Rahman Tamin, Ghany mulai menimbang-
nimbang untuk mengaktifkan kembali perusahaan miliknya dulu, yaitu
Masayu. (Dasaad dan Rahman Tamin adalah orang-orang yang dekat
dengan Ghany, dan keduanya juga merupakan pengusaha-pengusaha besar
serta kenamaan di Indonesia masa itu. Mereka termasuk Wirausahawan
Indonesia Generasi I).

Akhirnya, pertimbangannya menjadi kenyataan. Dengan berbekal
sejumlah uang hasil kerja sama dengan para taukeh di Kota, Ghany
menghidupkan kembali Masayu, dan langsung menggebrak dalam bidang
penjualan tekstil. Ia kerahkan semua tenaga, kemampuan dan strategi
dagang yang dimiliki, demi masa depan yang lebih menjanjikan.
Ternyata, nasibnya kali ini cukup baik, sedikit demi sedikit
perusahaannya memperoleh kemajuan, sampai satu saat ia merasa perlu
untuk mencari mitra di luar negeri. Ia tidak mau terus menerus
bergantung kepada Dasaad dengan perusahaannya Gindo and Dasaad
Concern, yang meminjamkan Surat Ijin Ekspor kepadanya.

Tanpa bekal kemampuan berbahasa Belanda sama sekali, Ghany pergi ke
Negeri Belanda. Untung ia berjumpa dengan orang Jerman yang fasih
berbahasa Indonesia, yang kebetulan pula merupakan seorang pimpinan
perusahaan alat-alat pertanian keluaran Jerman. Bersama orang
tersebut, Ghany berhasil menjalin kerja sama untuk mengageni produk
peralatan pertanian di Indonesia, dengan merek Carl Schlieper.

Demikianlah Abdul Ghany Aziz, pada akhirnya mendapatkan jalan lurus
menuju kesuksesan setelah kepergiannya ke Negeri Belanda serta
perjumpaannya dengan orang Jerman yang menjadi mitra bisnisnya.
Dengan usaha yang tidak kenal menyerah, ia berhasil mendapatkan order
dari Departemen Pertanian untuk pengadaan alat-alat bertani. Dari
situ ia juga berhasil meningkatkan penjualannya kepada berbagai pihak
lain.

Meski awal kiprahnya menjadi agen Carl Schlieper mendapat masalah
tuntutan hak paten dari sebuah perusahaan Belanda yang bernama Java
Staal, namun Ghany berhasil mengatasi masalah tersebut dengan bantuan
perusahaan Carl Schlieper sendiri yang terjun langsung ke
Pengadilan. Demikian juga pada saat berikutnya, ketika orang-orang
dan perusahaan-perusaha an Belanda yang tidak senang dengan sepak
terjangnya membuat ulah macam-macam, ia juga berhasil mengatasinya
dengan baik. Bahkan pada akhirnya, beberapa pengusaha Belanda
memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan tokoh kita yang amat
ulet ini.

Setelah berbagai peristiwa itu berlalu, Abdul Ghany Aziz makin
membakukan dirinya sebagai pengusaha yang tangguh. Ia pergi ke
Amerika untuk mengambil keagenan berbagai produk penunjang pertanian,
antara lain menjadi agen traktor dan buldozer. Perusahaannya, Masayu
dan Kiagoos terus tumbuh kokoh dengan berbagai kantor cabangnya di
kota-kota besar di Indonesia, lengkap dengan ratusan orang karyawan
yang siap bekerja keras. Ia bahkan juga berhubungan dengan sebuah
perusahaan asing, Bristow Ltd., untuk mengageni produk helikopter
dari perusahaan tersebut. Maka muncullah PT Bristow Masayu
Helicopters yang berkantor di Jl. Jend. Sudirman Jakarta.

Sosok Abdul Ghany adalah sosok pekerja keras yang pantang menyerah.
Ia baru menyatakan diri pensiun saat usianya mencapai 71 tahun,
ketika ia merasa yakin bahwa fungsinya sebagai pimpinan dapat
didelegasikan kepada para manajer profesional. Itu pun ia koreksi
setelah mendapatkan kenyataan bahwa korupsi merajalela di dalam
perusahaan, beberapa tahun setelah ia tinggalkan.

Banyak orang kemudian tercengang bahwa ada seorang wirausahawan yang pada usia 84 tahun, kembali aktif memimpin perusahaan besar dengan ratusan karyawan di bawahnya. Itulah Abdul Ghany Aziz pada tahun 1977.

Be the Best !!!

Di dalam masyarakat terutama di negara berkembang, banyak sekali masyarakatnya yang terjangkit penyakit mitos-mitos yang menyesatkan. Di antara mitos itu adalah: mitos pendidikan, ’saya tidak bisa sukses karena pendidikan saya rendah’.

Di dalam masyarakat terutama di negara berkembang, banyak sekali masyarakatnya yang terjangkit penyakit mitos-mitos yang menyesatkan. Di antara mitos itu adalah: mitos pendidikan, ’saya tidak bisa sukses karena pendidikan saya rendah’. Mitos nasib, ’biar berjuang bagaimanapun, saya tidak mungkin sukses karena nasib saya memang sudah begini dari sononya'. Mitos kesehatan, merasa diri tidak kuat secara fisik. Mitos usia, ’ini pekerjaan untuk anak muda, saya terlalu tua untuk pekerjaan ini'. Mitos gender, ’jelas aja bisa, dia kan perempuan sayakan pria' atau sebaliknya. Mitos shio, ’dia shio macan memang bisa sukses, saya kan shio babi' dan lain sebagainya. Dan penyakit mitos-mitos lainnya.

Jika mitos-mitos itu telah dijadikan pedoman hidup, maka nasib kita akan sulit berubah. Sikap mental negatif seperti di atas, jelas merupakan pengertian yang salah. Apalagi jika sudah masuk ke alam bawah sadar kita, maka akan membawa dampak sangat negatif dalam kehidupan kita secara menyeluruh. Membuat kita kalah dan gagal sebelum berjuang!!!

Dalam memasuki dunia bisnis, ada dua mitos yang berpengaruh paling besar, yaitu masalah modal dan pendidikan. Saya justru tidak memiliki keduanya saat memulai usaha dulu. Yang saya miliki hanyalah ide membuat kartu kata-kata mutiara dan keberanian untuk mencoba. Saya memiliki kemampuan kungfu, dan potensi diri itulah yang saya manfaatkan. Saya mengajar kungfu secara privat untuk mendapatkan modal awal.

Jadi saya berangkat tanpa modal, tanpa uang, tanpa pendidikan formal yang memadai, tapi mana yang mendahului usaha saya? Ide! Dan keyakinan bahwa saya bisa sukses, saya berhak untuk sukses! Dengan pemahaman itu, muncul keberanian untuk mencoba.

Dari penolakan-penolakan dan melalui proses perjuangan yang luar biasa ulet, ulet, dan ulet, usaha itu baru bisa berkembang baik. Kegagalan dan penolakan adalah konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Kita hanya punya dua pilihan, berhasil atau gagal. Kuncinya dalah action dan mental yang positif. Sebab kedua pilihan itu bisa jadi ’benar’ karena di balik setiap kegagalan terdapat proses pendidikan, sebuah pelajaran untuk kita berbuat dan bertindak lebih bijak di kemudian hari.

Seperti kata-kata mutiara yang sering saya ucapkan: ”Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tetapi dari proses perjuangannya”. Jika itu disadari oleh semua orang, maka tidak ada lagi yang namanya larut dalam frustasi, kecewa, depresi, apatis, kehilangan motivasi, apalagi putus asa.

TETAP MENJADI YANG TERBAIK. Memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu motivasi yang kuat, komitmen pada tujuan, serta melewati proses latihan dalam praktek kehidupan yang nyata. Sebagai manusia yang mengerti, menyadari, dan dapat berpikir jernih, maka kita harus bisa dan berani menentukan sikap dengan segenap tenaga, waktu, dan pikiran untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin.

Ilmu untuk memelihara motivasi diri bisa dipelajari oleh siapa pun. Salah satu latihan yang paling mudah untuk menguatkan diri sendiri adalah melakukan self talk. Kita gali potensi-potensi positif dalam diri kita dengan melakkukan dialog dengan diri kita sendiri.

Yakinkan bahwa diri kita memiliki kemapuan untuk sukses. Jika orang lain bisa sukses, kita pun mempunyai hak untuk sukses sama seperti mereka.

Keyakinan kepada Tuhan, serta doa dan praktek dalam kehidupan ini merupakan upaya yang mampu memberikan kekuatan motivasi diri yang luar biasa.

Sikap mental lain yan perlu kita pelihara adalah menyadari bahwa sukses yang kita raih bukan hanya sekedar mengandalkan diri sendiri, selalu ada andil orang lain di dalamnya. Rendah hati adalah kata kuncinya, tetapi sebaliknya, tidak rendah diri pada saat mengalami kegagalan.

Dengan demikian tidak hanya semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik, semakin sukses, yang pada akhirnya akan bermanfaat pula bagi orang lain.

PASTIKAN menjadi yang terbaik !!!
BE THE BEST!!!!

Banyak kriteria yang harus dimilikinya sehingga membuat bawahan merasa aman dan nyaman dalam bekerja.

Nah di bawah ini7 tanda yang memisahkan antara seorang pemimpin sejati dan seorang pemimpin yang kebetulan menjadi pemimpin.

1. Pemimpin sejati mampu memimpin dirinya sendiri.
Memberi instruksi adalah sama mudahnya seperti Anda membagikan kartu nama. Tapi seorang pemimpin sejati harus mengetahui bagaimana caranya memimpin dirinya sendiri. Tidak hanya memberikan contoh baik kepada karyawannya, tetapi ikut berperan serta, bekerja, atau terlibat dalam seluruh pekerjaan. Adalah penting bagi seorang pemimpin memiliki kemampuan memfokuskan dan memotivasi dirinya sendiri seperti dia menganjurkan pada seluruh bawahannya untuk memiliki motivasi.

2. Jangan jadikan kerajaan.
Pemimpin yang bijaksana berarti (seakan-akan) Anda telah mempunyai bakat untuk menduduki posisi tersebut. Tapi ingat, jangan ciptakan sebuah kerajaan. Pemimpin yang secara kebetulan jadi bos, sering juga secara kebetulan membentuk suatu sistem aturan yang tidak perlu dan terlalu mengekang. Aturan bagi karyawan memang perlu, tapi tak perlu berlebihan. Buatlah yang perlu-perlu saja. Memang penting untuk memengaruhi orang-orang dengan siapa Anda bekerja. Tapi ingat, jangan memandang kedudukan Anda sebagai suatu hierarki.

3. Selalu terbuka mencari bentuk baru.
Salah satu kunci keberhasilan dari menjalankan bisnis adalah mengulang-ulang sesuatu yang terbukti berhasil. Masalahnya, seorang pemimpin yang secara kebetulan jadi pemimpin, cenderung terus saja mengulang metode tadi dan tak berani melakukan terobosan baru. Sebaliknya, pemimpin sejati mengakui keberhasilannya tetapi juga
menyadari bahwa selalu ada jalan lain untuk membuat sesuatu lebih baik lagi.

4. Kepribadian kuat & tanggung jawab.
Memang benar Anda yang memegang kekuasaan. Tapi itu tak berarti Anda boleh melakukan apa saja tanpa memikirkan tanggung jawabnya. Jangan hanya menuntut bawahan untuk menyelesaikan tugas dengan baik, tapi Anda pun harus memberi contoh yang
baik. Jangan lupa, Anda adalah panutan mereka.

5. Menuntaskan pekerjaan.
Banyak pemimpin berkata, "permainannya" telah selesai. Padahal, seorang pemimpin sejati, tidak akan pernah merasa selesai bekerja. Tiap hari pasti ada masalah baru yang harus segera dituntaskan. Entah komplain dari klien atau bawahan yang membuat ulah. Jadi, jangan pernah bosan membuat suatu tujuan yang pragmatik dengan ukuran yang dapat dihitung kapan harus dimulai dan berakhir. Kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu merupakan tantangan.

6. Beri penghargaan selayaknya.
Pemimpin sejati harus mempunyai tangan yang kuat sepertisi Popeye setiap kali habis makan bayam. Prestasi yang baik menuntut timbal baik yang riil. Pemimpin yang mempunyai mata jauh ke depan sangat dikagumi dan dihargai, tetapi haruslah dengan sesuatu tindakan yang nyata pula, misalnya memberi promosi, bonus, dan bentuk penghargaan yang nyata atas prestasi karyawan. Hal ini akan membuat karyawan terus termotivasi bekerja dengan baik dan bersikap loyal terhadap perusahaan.

7. Tak berhenti belajar.
Jauh sebelum para eksekutif ber-pendapat bahwa keahlian memimpin berasal dari semacam anugerah yang menakjubkan, tetap saja seorang pemimpin yang dapat dipercaya juga berarti harus terus dan banyak belajar. Bacalah buku-buku mengenai menjadi pemimpin yang efektif, ikutilah seminar-seminar, dan ambil contoh-contoh dari teman-teman yang telah berhasil. Hal ini bisa merupakan suatu pelajaran yang panjang, tetapi yang didapat akan berlipat ganda, dan tidak ternilai harganya.