Rabu, 18 Februari 2009

Aktivitas Seks Saat Hamil, Trimester Pertama Sangat Rentan

MEMBAHAS hubungan intim ketika sang istri sedang hamil, kadang menuai pro dan kontra. Sebagian masyarakat membolehkan. Selebihnya memilih tidak melakukan karena khawatir menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
DALAM sebuah rumah tangga tak jarang masalah ini ditanggapi secara ekstrim. Malah beda pendapat antara suami istri, bisa menumbuhkan benih-benih perpecahan. Masing-masing mencari pembenaran tindakan untuk memenuhi kebutuhan biologis.

Alternatif meyikapi masalah tersebut, yaitu sama-sama melihat dari sudut pandang kesehatan. Beberapa penelitian mengungkap hubungan intim pada masa kehamilan aman dilakukan.

Bambang Widjanarko dari FK Unika Atma Jaya melalui tanyadokteranda.com mengungkap, pasangan suami istri perlu memahami, ketika hamil, mereka tak cuma melakukan hubungan intim antara dua individu. Tapi ada jabang bayi di perut sang ibu. Maka keamanan janin dan kondisi kesehatan istri menjadi dua prioritas penting yang harus diperhatikan.

“Pertama perlu diketahui yaitu usia kehamilan ibu. Kemudian periksa apa kehamilannya berisiko besar atau tidak. Aktivitas seksual pada kehamilan berisiko besar sebaiknya dihindari. Sebab rentan terjadi keguguran dan kelahiran bayi prematur,” tegas Bambang Widjanarko.

Spesialis kandungan lain menganjurkan hubungan intim tidak dilakukan pada trimester pertama. Sebab pada masa itu pembentukan janin berada pada fase awal pertumbuhan. Jaringan yang baru terbentuk rentan terhadap guncangan.

Faktor kejiwaan wanita hamil pun perlu jadi perhatian sang suami. Banyak wanita hamil merasa tidak nyaman berhubungan seksual karena sering muntah atau ukuran tubuh kian membesar. Pada trimester ketiga perhatian para ibu biasanya fokus pada persiapan melahirkan atau menjadi orangtua baru.

Dokter ahli andrologi dan seksologi, Prof DR Dr Wimpie Pangkahila SpAnd melalui www.doktertomi.com mengungkap adanya pengaruh signifikan antara perilaku seksual wanita dengan kehamilan. Selain perubahan hormonal, perubahan fisik dan psikis, serta sikap dan perilaku seksual suami, turut mempengaruhi perilaku seksual pada wanita hamil.

“Pada sebagian wanita, kehamilan justru meningkatkan dorongan seksual. Sebagian lainnya tidak berpengaruh. Sementara, bagi wanita yang lain, kehamilan justru menekan atau menurunkan dorongan seksual,” terang Wimpie Pangkahila.

Penelitian lain menyebut 80 persen wanita hamil merasakan dorongan seksual dan reaksi seksualnya meningkat pada trimester kedua. Kondisi tersebut berpengaruh pada pasangannya.

“Ada juga laki-laki gemar melakukan hubungan seksual ketika pasangannya hamil pada trimester kedua. Mereka menganggap bentuk fisik sang istri lebih seksi, atau karena temperatur vagina menjadi lebih hangat pada masa kehamilan, sehingga memberikan rangsangan seksual yang lebih erotis kepada suami,” tulis Wimpie. (ricky reynald yulman)

Empat Posisi yang Dianjurkan
BERKOMUNIKASI
dan saling memahami, menjadi syarat penting bagi pasangan suami istri sebelum melakukan hubungan intim. Di masa kehamilan, mencari posisi hubungan yang aman menjadi syarat berikutnya.

Di dalam perut wanita hamil janin terlindungi banyak kantong amnion (kantong penampung cairan amnion dan janin) berdinding tebal serta lapisan mukus yang mampu melawan infeksi. Kondisi tersebut menuntut posisi aman bagi janin dan nyaman pada sang ibu.

Para ahli kandungan dan seksolog merekomendasi empat posisi aman berhubungan intim saat hamil. Masing-masing posisi sendok kembar, dari sisi tempat tidur, sama sisi, dan wanita berada di atas.

Posisi sendok kembar bisa jadi sangat intim. Wanita dan pria tidur pada satu sisi tubuh. Pria berada di belakang wanita, keduanya menekuk tubuh seperti hurf C dan penis dimasukkan dari belakang.

Wanita tidur di salah satu sisi tempat tidur dengan kaki menyentuh lantai. Sedangkan pria berdiri berhadapan. Pada posisi di sisi tempat tidur ini, penis dapat dimasukkan jauh ke dalam namun harus dengan pelan dan hati-hati.

Posisi sama sisi baik dilakukan pada kehamilan trimester akhir karena mampu mengontrol tekanan dan berat kandungan. Pria dan wanita tidur di sisi masing-masing, saling berhadapan, kaki pria masuk di bawah kaki wanita (kaki wanita bisa lurus atau ditekuk), penis dimasukkan dengan berbagai sudut.

Variasi lain wanita tidur berbaring dan pria di salah satu sisi wanita. Letakkan kaki wanita lebih dekat kepada kaki pria. Sang pria bisa memasukkan penisnya dari belakang dan menyamping dan wajahnya masih bisa terlihat.

Posisi yang memuaskan untuk trimester akhir, yaitu wanita berada di atas. Posisi ini aman selama penis tidak masuk terlalu ke dalam vagina.

Jika berbagai posisi di atas terasa tidak nyaman, cobalah cari aktivitas seksual lain yang memungkinkan. Seperti oral seks ataupun masturbasi berpasangan. Atau melakukan konsultasi dulu dengan dokter spesialis kandungan. (ricky reynald yulman)
Kehamilan Berisiko Tinggi
- Pernah keguguran.
- Pernah melahirkan bayi prematur (lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu) atau pernah mengalami gejala yang menunjukkan terjadinya kelahiran prematur seperti kontraksi uterus.
- Pendarahan dalam vagina yang tidak bisa dicari penyebabnya.
- Volume cairan amnion (cairan pelindung bayi dari trauma) yang sedikit.
- Plasenta previa (kondisi dimana plasenta menutup serviks/jalan lahir).
- Serviks yang lemah dan dilatasi prematur.
- Kehamilan kembar.